Pertama kali umroh by garuda setelah sekitar 8 hari menjalankan ibadah sholat arbain dan ziarah di Madinah, kini tibalah saatnya kami untuk beranjak menuju ke Mekkah sekaligus melaksanakan umroh wajib pertama kami. Perjalanan umroh ini akan dimulai dari tempat miqot a(tempat untuk memulai niat umroh dan berpakaian ihram) yang ada di Bir Ali dan berakhir dengan posesi tawaf, sai dan tahallul di Masjidil Haram di Mekkah. Kami berangkat dari madinah setelah sholat asar dan kemungkinan akan sampai di mekkah pada saat tengah malam.
Untuk memudahkan, kami sudah mengenakan pakaian ihram sejak di hotel madinah sebelum berangkat menuju tempat miqot. Sebelum berangkat usahakan mandi dan bersih bersih dahulu. Ingat bahwa niat Umrohnya jangan di ucapkan dahulu sebelum tiba di tempat Miqot. Larangan pakaian ihrampun masih belum berlaku sampai kita mengucapkan niat ihram umroh di Miqot. Kalau masih risih memakai pakaian ihram tanpa celana dalam (seperti yg saya alami), bolehlah dipakai dahulu asalkan nanti saat niat ihram di miqot Bir Ali segera di lepas. Setelah sholat asar satu persatu jamaah mulai naik ke bis masing masing. Koper koper dan barang barang lainnya pun satu persatu mulai di angkut. Jangan khawatir kalau kopernya naik di bis yang lain karena nanti tujuan utama (hotelnya) biasanya sama sesuai dengan maktab. Setelah semua jamaah dan koper diangkut semua dan sudah siap berangkat, tiba tiba timbul masalah.
Masalahnya adalah di bis rombongan saya ternyata ada 4 orang yang tidak ada pasportnya. Passport itu nantinya yang akan digunakan sebagai tanda masuk untuk menuju mekkah. Tanpa passport itu mereka tidak boleh ikut ke Mekkah. Passport itu memang dari awal sudah dikumpulkan oleh pihak pengurus, jadi tidak pernah dipegang oleh jamaah lagi. Saya sangat yakin kalau semua passport rombongan saya lengkap karena beberapa hari sebelum berangkat saya sudah mengecek kelengkapan semuanya ke petugas imigrasi. Karena tidak ada pasport, mereka diusir keluar dari bis. Hal itu membuat saya panik seketika karena tidak mungkin saya meninggalkan mereka tanpa kejelasan. Saya sempat bersitegang dan emosi dengan sopir dengan bahasa inggris seadanya dan sesekali bahasa tarzan. Untung saja tidak berapa lama ada yang karom karom yang lain yang mendinginkan dan menjelaskan bahwa ternyata passport ke4 orang itu ada di bis lain karena bis yag kami tumpangi sudah melebihi kapasitas jumlah jamaah. Cukup lega juga akhirnya walaupun ke4 jamaah itu akhirnya ikut bis lain.
Melanjutkan pejalanan umroh by garuda
akhirnya kami pun mulai melakukan perjalanan kami umroh by garuda dari Madinah ke Mekkah. Selama perjalanan akan mendapat makan minum dan satu botol besar air zam zam gratis. Tujuan pertama kami adalah menuju tempat miqot di Bir Ali. Sebelum magrib kami sudah sampai di Bir Ali karena memang Letaknya tidak begitu jauh dari kota Madinah.
Bir ali ini adalah tempat Miqot untuk jamaah yang datang dari Madinah, selain Bir Ali, masih ada beberapa lagi tempat miqot yang berbeda beda tergantung dari mana kita datang. Bir Ali ini adalah sebuah masjid yang cantik sekali dengan arsitektur tiang tiangnya dan perspektifnya yag menarik. DiBir Ali inilah kami melakukan sholat ihram sekaligus berniat ihram dan umroh. Setelah sholat dan berniat ihram artinya semua larangan larangan ikhram pun mulai berlaku seperti memakai penutup kepala, pakaian berjahit, memotong kuku, dll. Jangan lupa yang masih pakai celana dalam untuk melepas celana dalamnya sebelum berniat ihram (hal yang hampir saya lupakan, haha..).
Setelah berihram dan niat umroh, bispun kembali melaju ke selatan menuju Mekkah. Jalanan Madinah – Mekkah lurus saja dengan kondisi jalan yang sangat baik, waktu tempuh sekitar 4-6 jam. Sepanjang jalan jangan lupa untuk selalu mengumandangkan Talbiyah sebanyak banyaknya. Nanti ditengah jalan bis akan berhenti untuk beristirahat, disini kesempatan kita untuk makan, minum, buang air dan sholat.
Sekitar jam 12an malam waktu setempat, kami sampai di hotel tempat kami akan menginap selama di mekkah. Hotel disini diberi nomor nomor sesuai dengan maktab masing masing agar memudahkan bila ada yang tersasar. Kondisi hotel tidak bagus, tapi tidak terlalu jelek juga. Setiap kamar dihuni antara 3-6 orang tergantung dengan besarnya kamar. Sama seperti di madinah, pembagian kamar di atur oleh karom dengan sistem karom mana yang sampai duluan, dialah yang berhak menentukan paket kunci kamar mana yang dipilih. Untungnya bis yang saya tumpangi tidak terlambat sehigga kejadian saat pembagian kunci kamar di Madinah tidak terulang kembali.
Tag :
umroh by garuda
0 Komentar untuk "Pertama kali umroh by garuda"